Rabu, 19 Januari 2011

Nongkrong di Poli Jiwa

normal - schizophrenia
“kok nomor 105 udah dipanggil, saya yang nomor 86 belum dipanggil juga”
“pak nomor antrian 91 udah dipanggil belum?”
“pak yang ada aja lah, jangan manggil orang yang gak ada”


Kurang lebih itu kalimat yang terucap dari orang-orang yang berada di ruang tunggu poli jiwa RSUD Cianjur saat aku berada disitu. Eiits.. tunggu, tujuanku diam disitu bukan berarti buat ikut ngantri tapi sedang belajar observasi langsung. Ya tujuannya sih hanya ingin melihat lebih dekat pasien yang mengalami gangguan psikis. Melihat tingkah laku mereka, mendengarkan cerita dari keluarga pasien, mengingat materi kuliah, dan tentu saja mengambil berbagai hikmah yang telah Allah sajikan.

Ceritanya tadi siang aku kembali nongkrong disana, mumpung lagi libur di Cianjur. Saat itu aku cukup heran dengan keadaan RSUD Cianjur yang sedikit berubah, ya walaupun aku tau disana sedang melakukan pembangunan,, tetep weh sedikit surprise, haha. yang membuat surprise adalah ruang tunggu di depan poli jiwa dan psikologi tadinya berukuran kecil dengan sekitar 2-3 kursi tunggu. Sekarang sudah mencapai 7 kursi tunggu (kursi tunggu yang panjang itu lho). Belum lagi, dari hasil observasiku, para pasien jiwa dan pengantarnya melakukan ekspansi ke kursi tunggu untuk poli kandungan yang kuantitasnya tidak jauh berbeda.

Point yang diambil yaitu “wah berarti tambah laku juga ya poli jiwa n psikologi teh?”. Ditambah data dari sumber informasi yang terpercaya dan observasi juga, bahwa poli jiwa dan psikologi merupakan poli yang paling lama buka. Mungkin poli-poli yang lain hanya sampai jam 12.00 – 13.00, tapi poli ini bisa sampe jam 16.00. Dan memang sih hanya buka hari rabu saja :D. point penting dari point “laku”nya poli itu adalah apa berarti pasien yang mengalami gangguan jiwa semakin bertambah? Ada apa dengan mereka? Ada apa dengan manusia? Sebegitu kuatkah stress hidupnya? Sebegitu kacaukah pola asuh keluarganya? Sebegitu buruk kah lingkungannya? Mungkin mungkin dan mungkin! Semuanya mungkin menjadi penyebab. Walaupun ada juga yang bersifat organik (kerusakan otak, masalah genetik).

Prinsip kesehatan itu kan selain melakukan pengobatan juga melakukan pencegahan, bukan begitu? Jadi ya aku acungin jempol buat RSUD yang udah memperbaiki fasilitas untuk poli jiwa, ya seenggaknya jadi tertampung pasien yang sebanyak itu, dan aku liat animo masyarakat dalam hal pengobatan psikis sudah mulai ada kemajuan, yang tadinya mirip “eksorsisme” (pengusiran roh jahat) sekarang dah percaya dengan usaha medis. :)

Nah langkah yang penting adalah pencegahan, kita harus banyak-banyak introspeksi pola asuh keluarga, mengenai lingkungan, mengenai konsep diri, mengenai pikiran kita, Karena semua itu cukup banyak mempengaruhi kondisi psikis ataupun kepribadian kita. Sering kita hanya sibuk memperhatikan kondisi fisik dan melupakan kondisi psikis kita, nutrisi bagi psikis itu penting lho :)

Finally,, Hari ini aku ngobrol dengan seorang ibu-ibu yang mengantar saudaranya. Singkatnya beliau mengatakan:

“dia punya gangguan syaraf kemaren sempat di opname, jadi dia teh suka menggerakan mulutnya hingga mengeluarkan suara ‘clap clap clap’ (mirip orang makan), kadang ngomong sendiri, dan suka manggil manggil nama istrinya. Kan udah cerai tu sama istrinya, padahal udah punya anak 1. Istrinya selingkuh dan nikah lagi, malahan sekarang udah punya anak dua istrinya teh. Emang sih istrinya cantik, makanya dia kalo lagi kumat suka manggil nama istrinya. Dia mah suka makan banyak, kalo dilarang gak boleh makan, tetep aja makan, udah gitu ngerokok terus. Tapi dia kaya, kesini aja bawa mobil sendiri”

Hm.. aku coba mengingat-ngingat materi kuliah.. tuing tuing tuing banyak materi yang berlari-lari di pikiranku terutama materi psikologi abnormal.

“Ooh mungkin gangguan ini,, hm.. tapi kok ada perilaku ngomong sendiri, mungkin gangguan itu. Eh nggak nggak.. bisa jadi ada comorbid. Tapi masa sih comorbid sama gangguan itu, lah syarafnya gimana? Hmm.. apa ya yang menyebabkan di seperti itu? Apa karena istrinya yang selingkuh? Atau memang ada brain injury? Atau.. atau…"


Tadinya aku mau melakukan probing (penggalian informasi yang belum jelas), tapi keburu ada hal yang menarik perhatian hampir semua orang disitu: kedatangan si “orang gila”. Orang-orang disana sibuk melihat kehadiran orang gila itu. Katanya si dia (orang gila) lagi dijalan, dia suka ngerusak taman, gangguin pedagang-pedagang kaki lima. Pokoknya si dia tuh cukup mengganggu. Oleh sebab itu si dia dibawa oleh masyarakat ke poli jiwa.

Menurut si ibu-ibu yang sedari tadi ngobrol denganku, itu merupakan program pemerintah katanya supaya Cianjur bersih!

“makanya neng, orang gila harus diamankan supaya tidak merusak keindahan, padahal mah orang gila yang dari Cianjur tuh buangan dari Bandung, nah yang dah di Cianjur kota ini diangkut ke Cianjur Selatan. Ya itu tadi supaya tidak mengganggu keindahan kota”

“oohh” nyengir kuda sambil terpikir kembali ideku yang dulu: ADVOKASI “ORANG GILA” JALANAN ..!!! hehe

“tuh neng, orang gilanya masih muda. Keliatannya mah cakep ya?”

“ ... “

“kalo dimandiin trus rambutnya dicukur jadi rapi tuh neng, kayaknya bakal lebih keliatan deh cakepnya”

“hee” iya sih masih muda… iya gitu cakep? Hmm… GILA? Haaahhh tidaaaakkkzzz!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar