Sabtu, 14 November 2009

YEL

Bangkit! Lawan! Hancurkan Korupsi!

q(‘o’) <-- orang yang sedang mengepalkan tangan kanannya

UTS TERPARAH

Kisah sedih dihari kamis (12/11/09) aku ngerasa ini UTS terparah yang pernah aku ikutin selama kuliah..hiks hiks hiks.. . Dan aku ngerasa ini lebih TERPARAH ditambah alasan karena matkulnya PSIKOLOGI KEPRIBADIAN –salah satu matkul fav aku banget- 3SKS pula!! Lengkaplah kesedihan yang terjadi. Salah aku juga sih buat UTS kemaren MALES ngapalin, biarpun paham materi, kalo gak apal, ya tetep aja susah. Huh! (kalah ama yang rajin ngapalin). Pas pagi mo ngapalin blm ada mood. Pas matkul psi.agama rencananya gak bakalan merhatiin coz mo baca, eeehh malah disuruh jadi moderator buat 2kelompok, gubragkz!

Mungkin pada mikir “plis deh cuma segitu aja, ceritanya hiperbola bgt”. Ok, serasa berlebihan, tapi ini beneran parah. Bukan bermaksud menunjukkan bahwa aku study oriented (emang iya gt?wkwkw),masalahnya yang aku gak bisa tuh PSIKOLOGI KEPRIBADIAN..itu kan matkul prasyarat buat ke klinis. Ya emang sih aku pernah bilang “SAMPAH kalo kuliah CUMA ngejar NILAI A,dst”. Tapi kalo nilai aku ancur, apa kata “per-klinis-an”? T.T

Ya..gak bisa aku pungkirin sih, ada ke-vacuum-an eksistensi (Victor Frankl kaleee) yang aku rasakan kalo kuliah kepribadian semester ini. Entahlah… serasa geje gitu. Apa gara2 dah terbiasa ma dosen yang dulu (deuuhh tergantung banget nih anak *dezigh*) ato mungkin dah gak bersemangat kul di psyche *tidaaaaaaaaaakkk* ato mungkin ..hm…mungkin…mungkin… ya banyak kemungkinan yang pasti, mungkin aku nya aja yang males! *ditimpuk sama diri sendiri*

Intinya mah bener2 UTS paling menyebalkan deeeehh!
Gak lagi-lagi kayak gini. Ya Allah mudahkanlah… bismillah..

COMMON SENSE, menurun kah?

Lucu deh, waktu dosen PIO (psikologi industri dan organisasi) ngejelasin tentang STRESS, analoginya kayak kalo tubuh kita lagi panas. Trus mahasiswa ditanya, “kalo kita sakit karena apa?” kontan anak2 pada jawab:
“karena pikiran kita terlalu di-set banyak masalah, jadi kepikiran dan menyebabkan sakit, bisa sakit kepala, perut, atopun psikosomatis2 lain”
“karena sugesti. Misalnya kena ujan dikit langsung disugesti sakit flu, demam dsb”
Dosennya menegaskan lagi “duh mikirnya gak usah kejauhan, saya nanya kalo sakit biasanya disebabkan oleh apa?”
Si mahasiswa2 keukeuh, “iya bu, soalnya dia terlalu menginternalisasi masalahnya, maka timbul lah penyakit-penyakit didirinya”
Sang dosen pun dengan sedikit terkekeh, “kalian tuh ya, jangan mentang-mentang kul di psikologi trus COMMON SENSE nya jadi turun gitu, keracunan kuliah psikologi nih!”
*Mahasiswa mikir*
Dosen: “coba perasaannya kembali pada layaknya orang-orang normal pada umumnya”
*waduh*
Dosen: (semakin asik bikin mahasiswa mikir –mungkin aja sih dah ada yang ngeh, tapi males ngomong), “anak SMP bahkan SD pun akan jawab itu”
Diriku: “ohh bakteri dan virus ya bu”
Dosen: “nah itu”
Teman2: “selamat ya Vey, Anda satu tingkat pemikiran ma anak SMP”
*huuuuaaa dezigh dezigh* yang penting masih normal, hahaha

Tapi kalo dipikir-pikir, bisa jadi hal itu bener, common sense (rasa/pemikiran kebanyakan) ku menurun!!! Emang, ilmu tuh harus diaplikasikan, tapi gak semua hal perlu dihadapi dengan TEORI-TEORI yang kaku. Bisa jadi masih banyak alternatif yang lebih baik. Makanya Allah selalu menyuruh untuk seimbang. Yuukk..introspeksi diri lagi.. ^^v.

Film KAMMI

(26 Oktober 2009)
Anak AB 2 baru nonton film KAMMI? Huh malu-maluin..
Emang rada susah dicari sih. Trus pernah liat cuplikan2nya. Ah, sudahlah yang penting udah nonton.

Ketika menekan tombol “Play” pada film KAMMI, ada rasa deg-degan karena dalam pikiranku pasti nanti akan menyaksikan sebuah tayangan yang membangkitkan semangat. Benar saja, musik awal yang ku dengar adalah “benteng kebenaran” dari Izzatul Islam (sama dengan ringtone hp ku ^^v) yang sangat membangkitkan jiwa keberjuanganku. Tampilan-tampilan yang ada di film itu begitu menyentuh, aku menangis dalam hati. Dan ingin sekali meneriakkan rasa terimakasihku untuk kakak-kakakku angkatan 98 yang sudah berjuang untuk bangsa ini.

Dalam hati ada keinginan yang sangat kuat untuk bergabung dengan mereka, merasakan ruh yang begitu hidup, yang memancarkan semangat perjuangan yang begitu tinggi. Semangat yang berkobar demi melihat bangsa ini tesenyum.

Begitupun ketika dibacakan deklarasi Malang (pembentukan KAMMI), ada rasa bangga yang tiba-tiba muncul, karena pada deklarasi itu tak lepas dari fitrah kita sebagai muslim. Berangkat dari kepedulian mahasiswa muslim di seluruh Indonesia, maka terbentuklah KAMMI sebagai wadah perjuangan di negeri ini (bahkan sekarang sampai di luar negeri).

Tayangan selanjutnya tak lain adalah proses aksi-aksi kami dijalanan. Untuk yang kesekian kalinya, aku ingin bergabung dengan mereka. Berlari saat dikejar-kejar polisi, diberi gas air mata, meneriakkan takbir dan menangis saat dibacakan ayat suci alquran ketika sibuk berdemo. Benar-benar ingin sekali bergabung dengan mereka. Menjadi pemeran sejarah yang tak akan pernah dilupakan oleh bangsa ini, bahkan oleh dunia. Karena saat itu, ada gelombang perjuangan hebat yang menggulingkan suatu rezim kejam, yang tidak memedulikan rakyatnya. Disanalah aku ingin berada.

Bulan Mei 1998 akan menjadi peristiwa yang paling bersejarah, ketika kakak-kakakku para mahasiswa berhasil menurunkan Soeharto. Ah… sedang apa aku saat itu? Mungkin aku masih asik merayakan hari ulang tahunku yang ke-8. Mana ngerti? Tapi aku masih ingat, disitulah muncul satu “pikiran” seorang anak kecil berumur 8 tahun…. “kalo aku nanti jadi mahasiswa, harus ikut demo. Kalo gak pernah demo, berarti gak sah jadi mahasiswanya”…. Walaupun saat itu aku tidak mengerti maksud aksi-aksi itu seperti apa (apalagi isunya, heee). Tapi “pikiran” itu selalu menggelayuti di pikiranku. Hingga saat ini.

Setelah nonton film itu aku seperti di charge ulang, untuk senantiasa meneruskan perjuangan mereka. Ada satu tekad (semoga bener), “pokoknya kalo ada aksi yang penting, n sekira-kiranya kuliah bisa bolos. Ikut aksi ajalah”. Bukan semata-mata supaya “eksis” tapi demi menegakkan kalimat Allah di negeri ini. Demi kemenangan islam yang selalu menjadi jiwa dalam setiap perjuangan KAMMI. Berjuta kali turun aksi, bagiku satu langkah pasti!

Hidup Rakyat! Hidup Mahasiswa! Hidup Indonesia! ALLAHUAKBAR!!!