Minggu, 27 September 2009

GeJe Banget

buaya apa yang lucu, cantik, cool, smart n ngangenin bgt???
jawaban: "buaya-ngin aja aku"

kutu apa yang bikin cape?
jawaban: "kutu-nggu kau seribu tahun lagi, cape deh!"

siapa astronot pertama yang mendarat di matahari?
jawaban: "machachi..."

i have a pen
my pen is blue
i have a friend
my friend is you
luv u coz Allah...

Selasa, 22 September 2009

Servis Hati

21 September 2009 – 23:31

Bismillah…

Malam ini susah untuk tidur. Siang tidur, malamnya minum kopi, lengkap! Tadi air mataku keluar, tiba-tiba. Apa ini efek dari musik yang aku dengar? Ntahlah. Aku coba pikirkan sebab air mataku keluar, mungkin karena hal lain. Bukannya berhenti, malah aku nangis dengan sadar. Haahh.. ya Allah aku ingin air mataku ini keluar untuk mensyukuri anugerahMu ataupun menyesali dosa-dosaku. Tapi kenapa sepertinya saat ini bukan karena hal itu?

Terlalu mendramatisir keadaan. Terlalu menginternalisasi situasi. Semuanya terlalu berlebihan. Karena suatu hal. Oya? Berlebihan? Jika A maka B, itu sudah ketentuan, dan dalam keadaan real bisa diistilahkan wajar. Ah.. ini hanya legitimasi. Atau justru memang sudah legal? Tidak bisa seperti ini terus. Harus berubah.

Segala sesuatu itu katanya bersumber dari hati. Jika hatinya baik, maka baiklah seluruhnya. Benar. Ada sesuatu yang mungkin salah dalam hatiku. Ada ruang didalam hati yang terlalu sesak. Penuh. Sehingga dia tak mampu menanggung beban dan berbagi pada air mata. Sekali lagi, ini tidak boleh berlanjut. Karena aku percaya Allah selalu memberikan yang terbaik baik hambaNya. Yang harus aku lakukan adalah berikhtiar, berusaha dengan keras.

Caraku saat ini, berusaha tanpa beban. Jika harus melupakan X, akan ku tempuh dengan meningat Y. fokus pada hal lain, mengisi dengan sesuatu yang lain pada ruang yang lain. Agar ruang itu sedikit sedikit bisa terisi seimbang. Tidak overload. Semua ini aku lakukan untuk meninggalkan hal yang tidak pasti. Walaupun ketidakpastian itu kadang menjadi pilihan.

Ini hanya sekedar dalam rangka menyervis hatiku yang perlu perbaikan agar lebih sejuk untuk dibagikan pada orang lain. Agar lebih memberi energi positif padaku. Agar hari esok lebih baik dari hari ini. Ya Allah mudahkanlah jalanku, bantulah aku untuk memahami sedikit persaanku. Hanya padaMu aku bergantung Robb..

Bismillah..selalu semangat karena Allah…semangkA!!! 

Selasa, 15 September 2009

Males ngebales sms n angkat telepon

Sifat jelek aku tuh males bales sms ato angkat telepon. Biasanya kalo kira-kira sms ini bakal panjang kelanjutannya aku males bales. Apalagi kalo ada sms dari nomor asing yang gak jelas namanya, wah tambah aja kemalasan ngebalesnya. Kecuali kalo pertanyaannya jelas. Misal: “asw.teh af1 infocus yang dipake sama kammi uin kemaren ada disapa ya sekarang?” nah, ini kan penting bgt kayaknya, ya aku jawab, lagian pasti tu anak kammi walaupun nomornya asing. Ato kalo ada sms jarkom yang butuh konfirmasi, kebanyakan dibales kok.

Kalo nomornya asing, gak jelas, sok kenalan, pake nomor yang gratisan.. jangan harap dibales.. kecuali lagi mood, hihi

Beda lagi kalo telepon, kalo kira-kira/ perasaan aku gak ada kepentingan suka aku diemin aja. Apalagi kalo nomor asing nelepon trus neleponnya pake nomor XL juga.. 95% gak bakal diangkat. Aku pikir kalo penting bgt pasti dia ngesms.

Coz, suka banyak orang iseng nelepon cuma pengen ngobrol. Ato temen cowok yang pengen curhat masalah ceweknya.. duuh…Males bgt kan. Kalo curhat mah gak perlu ke akhwat, kecuali kalo nanya sesuatu. Secara XL nelponnya murah.

Tapi setelah dipikir-pikir jelek juga kayak gini terus. Minimalnya kalo sms bales aja kali ya.. telepon angkat dulu aja. Kali aja lagi kondisi darurat. Bener gak ya kalo kayak gitu?

Dikit-dikit deh..aku coba ubah kebiasaan ini. Bismillah..

Minggu, 13 September 2009

menuju praktikum pertama

dah masuk semester 3 aku dapet matkul psikodiagnostika I. lumayan ribet uy, coz dari segi pakaian, peralatan, deelel nya bener-bener diatur.
tapi seru banget kayaknya.
besok (14 Sept 09) aku mulai praktikum yang pertama..horeee!!
praktikumnya skoring tes pauli. kalo kamu pernah psikotes trus di tes yang menjumlahkan angka satuan sebanyak-banyaknya, yang kertasnya tuh segede koran, inget? inget? nah, itu namanya tes pauli. besok aku mau skoring itu.
semoga dilancarkan oleh Allah..
bismillahi tawakaltu 'alallah...
semangat!!!

Kamis, 10 September 2009

AKSI!

KAMMI, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia sejak dulu memang terkenal tukang aksi atau orang lain sering bilang demo. Tidak salah. Memang kerjaan KAMMI demo kok. Tapi, bukan berarti hanya demo, masih banyak kerjaan lain yang menjadi agenda prioritas KAMMI. Salah satu diantaranya pengabdian masyarakat. Tidak hanya karena ada bencana KAMMI turun ke masyarakat, tapi juga sepanjang waktu khususnya di desa binaan.

Saat ini fokus KAMMI, khususnya KAMMI Bandung adalah membantu korban gempa di Pangalengan atau bisa diistilahkan anggota KAMMI sedang menjadi relawan gempa. Membantu dari segi logistik, tenaga, pikiran, dan yang tak kalah penting menjadi kakak yang baik bagi anak-anak disana.

Tiga Hari di Pangalengan Membuat Aku Lebih Bersyukur

Miris sekali ketika hari Sabtu sore (5 September 2009) sekitar jam 15.30 aku sampai di Pangalengan. Rumah-rumah hancur, sekolah tak terselamatkan. Pemandangan sekitar perkampungan hanya tenda-tenda yang didirikan sebagai posko ataupun tempat pengungsian. Aku berjalan dengan seorang teman sekelasku yang juga terpanggil hatinya untuk membantu korban-korban disana. Yaah..semoga ilmu psikologiku yang aku kumpulkan dua semester kemarin bisa membantu.

Aku dan temanku (Wita) berkeliling sambil mencari posko KAMMI, karena sebelumnya aku sms n telepon k’wayan KAMDA tidak ada jawaban (lagi ngisi materi), akhirnya kami mencari sendiri sambil mencari mushola/masjid yang masih layak pakai untuk sholat Ashar. Ketika aku melihat lapang ada anak-anak yang sedang bermain. Disana ada beberapa orang relawan yang membimbing mereka. Merasa senang karena melihat anak-anak begitu senang, tapi… kok nyanyiannya lagu mbah surip sih??

Alhamdulillah ketika menemukan masjid aku bertemu k’Edi/ anak KAMMi Daerah Bandung (KAMDA). Trus kami diberitahu tempat posko/tempat pengungsian yang jadi binaan KAMMI. Setelah sholat aku dan wita ke posko itu. Ada ibu-ibu yang sedang memasak sambil ngobrol-ngobrol dan aku juga liat anak-anak sedang bermain, hanya sedikit kalau dibanding dengan yang di lapang tadi. Pembimbing mereka t’fitri dan t’ririn dari KAMMI juga. Alhamdulillah..

Ngobrol dengan ibu-ibu disana, mendengarkan cerita mereka, keluh kesah mereka untuk beberapa waktu. Aku asik mendengarkannya…. Sampai mereka berbicara “Alhamdulillah Allah masih menyelamatkan jiwa kami, biarkanlah rumah hancur, harta tidak ada, tapi kumpul bersama keluarga membuat kami sudah bersyukur. (dalam bahasa sunda)

Deg. Aku benar-benar merasakan nafas syukur mereka yang kuat. Bagaimana mungkin aku yang masih diberi nikmat yang sangat cukup oleh Allah tidak bisa bersyukur. Aku jadi teringat ibu, papah, kakak2ku dan keponakanku.. aku bersyukur memiliki mereka..aku juga bersyukur memiliki teman-temanku..aku bersyukur atas kehidupanku sekarang.

Kebanyakan dari mereka hanya ingin didengarkan ceritanya. Bukan untuk mendengarkan ceramah dari kita. Bukan itu. Ingin rasanya berbincang lebih lama dengan mereka. Tapi bahasa sundaku yang dibawah rata-rata membuat aku sedikit canggung dan berhasil menjadi bahan tertawaan Wita. Huh.. orang Cianjur gak bisa bahasa sunda!

Kakak Sayang Adik…

Sore itu sebelum berbuka ada relawan dari Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) membagikan makan untuk seluruh warga. Alhamdulillah…mereka sangat senang, walaupun sedikit ada dorong-dorongan. Senyuman mereka membuat aku kenyang walaupun aku belum berbuka. Tapi akhirnya ada juga jatah buat relawan, hehe..

Aksi dimulai. Karena aku dan Wita anak psikologi, kami difokuskan untuk membina anak-anak..horeee!! Selepas makan dan sholat magrib, aku berkenalan dengan mereka dan mengajak mereka bermain. Khas permainan anak-anak. Dan aku hampir menjadi kucing ketika kita bermain kejar-kejaran. Kan gawat harus mengingat semua nama anak-anak yang diganti dengan nama buah-buahan. Gubragkz…

Saat Isya aku mengajak mereka sholat setelah selesai, kami membuat lingkaran dan mencoba untuk menghapal surat-surat pendek, doa-doa harian, dll.
“Siapa yang hapal surat Annaas??”
“Sayaaaa!!” teriak mereka semua
“kak vera, saya mau baca surat Idza dza…”
“ohh… An nasyr”

Setelah itu bermain kembali, sepertinya energi mereka tidak ada habisnya. Ada beberapa orang yang khas. Yang memang perlu pendekatan secara personal yang lebih intens. Walaupun semua anak memerlukan itu. Terlihat sekali dia shock berat. Melamun, cuek, melihat-lihat sekeliling tanpa memperdulikan orang lain. Ada juga yang selalu mencari perhatian dengan berperilaku lebih aktif. Atau beberapa orang yang selalu memeluk saya. “Saya pengen sama kakak”
“adik-adik, sekarang waktunya tidur ya…”
“yaahh..saya pengen main lagi”
“maennya besok lagi aja, kan besok ada lomba menggambar dan mewarnai. Siapa yang mau ikutan??”
“sayaaaa!!!”
“saya mau menggambar gunung”
“saya mau menggambar rumah”
“saya mau menggambar bunga”
“kak, kalau saya mau menggambar gempa aja ya kak…”

Karena kami bermain di posko pengungsian, aku melihat mereka siap-siap untuk tidur..mereka seakan tak sabar menunggu hari esok. Untuk ikut lomba..
Jangan lupa berdoa ya de.. kakak sayang adik semua…

Dingin uy…Brrrrr brrrrSemangat!!

Masih ada anak-anak yang main bersama kami di posko KAMMI (di masjid) walaupun masjidnya sudah roboh sebagian, dan tembok yang masih tersisa terlihat miring.. ^_^v tapi mereka sangat antusias dan sangat aktif berlari-lari. Ada sekitar 4 orang yang main disana dan alhasil hp-hp kami jadi incaran. Ada-ada aja…

Mereka pulang, kami langsung evaluasi. Setelah jam sebelasan kami tidur. Akhwat ada berempat, tapi ada 2 orang tambahan dari kamda datang jam 11an juga lah. Awalnya sih bisa tidur, tapi pas jam setengah 1an terasa sekali dinginnya.. susah tidur lagi. Tapi akhirnya bisa, walaupun terbangun-bangun. Udaranya mantap uy! Padahal asik pemandangannya, ketika berbaring di mesjid, aku bisa melihat langit. Romantis banget ya, tidur beratapkan langit, hihi.. sayang… udaranya kagak nahan!!

Deg-degan..

Jam 2.30 orang-orang sudah memabangunkan untuk sahur.. semangat bener.. sahur kan lebih utama diakhirkan.. tidur lagi ah..
Ada goncangan. Gempa. Kami langsung terbangun. Dan bersiap untuk keluar ruangan. Tapi gempanya hanya sebentar, walaupun agak besar. Alarm yang sangat efektif. Akhirnya harus bangun juga. Sholat malem yuk..!!

Dari situ aku terkadang merasa deg-degan juga kalau ada goncangan. Mobil yang berlalu lalang untuk memberikan logistik bisa mengguncangkan tanah n masjid yang kami tinggali. Huft… apalagi kalo truk yang lewat. Bagaimana perasaan para korban disini. Mungkin mereka lebih takut. Lebih waspada. Dan lebih deg-degan dibanding aku… tapi Allah selalu bersama kita kok.. 

Perang dengan missionaris

Sudah menjadi rahasia umum dikondisi seperti itu, di kondisi yang serba kekurangan dijadikan ajang untuk membelokkan akidah.. saat datang kesana ikhwan sudah memberi gambaran kondisi disini. Sebenarnya saya tidak peduli latar belakang relawan disini. Mau dia yahudi, nasrani, budha, hindu, atheis, yang penting dia rela menolong tanpa pamrih atas dasar kemanusiaan. Tapi bukan berarti ketika mereka mencoba membelokan akidah kita diam saja. masyarakat disana itu muslim. Secara otomatis kita harus mempertahankan mereka. “Semiskin-miskinnya kita, tapi jangan sampai kita miskin iman dan tekad..” (k’mulky’s says)

Saat lomba gambar, KAMMI menyediakan peralatan-peralatannya, tapi kami lupa tidak menyediakan pensil. Akhirnya join dengan salah satu kelompok relawan (yang dilapang itu) yang anak-anaknya “terpaksa” gabung dengan kami. Walaupun mereka terus mengawasi gerak-gerik kami dan mengambil foto-foto kami (buat apa ya? Kenang-kenangan kali, hihi).

Mereka setuju untuk menyiapkan pensil dan beberapa pack crayon. Tak disangka, di pensil tersebut ada tulisan-tulisan bernuansakan agama mereka. Inilah yang menjadi puncak konflik setelah beberapa konflik lain, seperti mengajak anak bermain terlalu cape di tempat yang berdebu sehingga mereka mengeluh ingin buka puasa, makan dan minum di depan anak-anak pada siang hari, dll. Akhirnya terjadi perdebatan dan ditutup dengan sebuah perjanjian-perjanjian.

Oke mereka non muslim, tapi hargai masyarakat disana yang muslim ketika mereka berpuasa, apalagi didepan anak-anak yang sedang mengalami proses imitasi (peniruan terhadap orang dewasa). Ini merupakan contoh yang sangat tidak baik bagi perkembangan anak. Apalagi jika peristiwa ini berlangsung berbulan-bulan lamanya. Ngajak perang ini mah.

Kakak Pasti Kembali

Selesai lomba ada acara dari TV one, anak-anak masuk tipi uy, heuheu. Mereka diarahkan untuk mengaji Quran/ Iqra dan seperti biasa ada beberapa simulasi-simulasi/ games. Aku benar-benar merasa bahagia saat itu, bermain bersama mereka dan teman-teman dari KAMMI. KAMMI dan anak-anak bersatu dalam lingkaran besar dan bercanda canda. Serasa tidak ada beban. Benar-benar tenang..
“lingkaran besar3x, berputar kiri3x, dst”

Tadinya jam 4 sore, anak-anak ada kegiatan bareng relawan yang tadi aku ceritakan, sebagai ganti dari jam main mereka yang tersita untuk lomba menggambar. Tapi tidak jadi. Alhamdulillah. Coz katanya mereka sedang rapat, hoho. Akhirnya kami nonton film n sedikit simulasi untuk mengalihkan perhatian mereka terhadap bencana.
“kakak jadi pulang besok?”
“iya”
“jangan pulang kak, disini aja”
“iya kak, saya pengen maen lagi sama kakak”
“kakak setahun lagi aja disininya”
“insya Allah hari kamis sore/jumat pagi kakak kesini lagi. Sabar ya…”
“bener ya kak, kakak harus balik lagi kesini..”
“iya”

Aku tidak tega meninggalkan mereka. Celotehan mereka “setahun lagi aja disininya” membuat aku terharu. Seolah mereka akan tetap berada dalam kondisi itu dalam waktu yang sangaaaatt lama. Optimislah adikku, Allah pasti akan merubah nasib kita.
Malamnya evaluasi lagi. Alhamdulillah ada bantuan dari kidzsmile (khusus bantuan untuk masalah anak dan remaja secara psikologis pasca bancana). KAMMI join dengan kidzsmile. Hal ini semakin aku berat untuk meninggalkan mereka. Karena orang psikologi sangat dibutuhkan disana. Kemana dosen-dosenku?

Jika aku tidak ingat ada kuliah psi. eksperimen, psikometri, psikodiagnostik, psi.pendidikan, psi.kepribadian, PIO, dll. Aku pasti tetap berada disana. Menemani mereka.

Sebelum tidur, terngiang kembali suara adik-adik itu..
“bener ya kak, kakak harus balik lagi kesini..”
Ya..insya Allah
kakak pasti kembali….