Sabtu, 14 November 2009

Film KAMMI

(26 Oktober 2009)
Anak AB 2 baru nonton film KAMMI? Huh malu-maluin..
Emang rada susah dicari sih. Trus pernah liat cuplikan2nya. Ah, sudahlah yang penting udah nonton.

Ketika menekan tombol “Play” pada film KAMMI, ada rasa deg-degan karena dalam pikiranku pasti nanti akan menyaksikan sebuah tayangan yang membangkitkan semangat. Benar saja, musik awal yang ku dengar adalah “benteng kebenaran” dari Izzatul Islam (sama dengan ringtone hp ku ^^v) yang sangat membangkitkan jiwa keberjuanganku. Tampilan-tampilan yang ada di film itu begitu menyentuh, aku menangis dalam hati. Dan ingin sekali meneriakkan rasa terimakasihku untuk kakak-kakakku angkatan 98 yang sudah berjuang untuk bangsa ini.

Dalam hati ada keinginan yang sangat kuat untuk bergabung dengan mereka, merasakan ruh yang begitu hidup, yang memancarkan semangat perjuangan yang begitu tinggi. Semangat yang berkobar demi melihat bangsa ini tesenyum.

Begitupun ketika dibacakan deklarasi Malang (pembentukan KAMMI), ada rasa bangga yang tiba-tiba muncul, karena pada deklarasi itu tak lepas dari fitrah kita sebagai muslim. Berangkat dari kepedulian mahasiswa muslim di seluruh Indonesia, maka terbentuklah KAMMI sebagai wadah perjuangan di negeri ini (bahkan sekarang sampai di luar negeri).

Tayangan selanjutnya tak lain adalah proses aksi-aksi kami dijalanan. Untuk yang kesekian kalinya, aku ingin bergabung dengan mereka. Berlari saat dikejar-kejar polisi, diberi gas air mata, meneriakkan takbir dan menangis saat dibacakan ayat suci alquran ketika sibuk berdemo. Benar-benar ingin sekali bergabung dengan mereka. Menjadi pemeran sejarah yang tak akan pernah dilupakan oleh bangsa ini, bahkan oleh dunia. Karena saat itu, ada gelombang perjuangan hebat yang menggulingkan suatu rezim kejam, yang tidak memedulikan rakyatnya. Disanalah aku ingin berada.

Bulan Mei 1998 akan menjadi peristiwa yang paling bersejarah, ketika kakak-kakakku para mahasiswa berhasil menurunkan Soeharto. Ah… sedang apa aku saat itu? Mungkin aku masih asik merayakan hari ulang tahunku yang ke-8. Mana ngerti? Tapi aku masih ingat, disitulah muncul satu “pikiran” seorang anak kecil berumur 8 tahun…. “kalo aku nanti jadi mahasiswa, harus ikut demo. Kalo gak pernah demo, berarti gak sah jadi mahasiswanya”…. Walaupun saat itu aku tidak mengerti maksud aksi-aksi itu seperti apa (apalagi isunya, heee). Tapi “pikiran” itu selalu menggelayuti di pikiranku. Hingga saat ini.

Setelah nonton film itu aku seperti di charge ulang, untuk senantiasa meneruskan perjuangan mereka. Ada satu tekad (semoga bener), “pokoknya kalo ada aksi yang penting, n sekira-kiranya kuliah bisa bolos. Ikut aksi ajalah”. Bukan semata-mata supaya “eksis” tapi demi menegakkan kalimat Allah di negeri ini. Demi kemenangan islam yang selalu menjadi jiwa dalam setiap perjuangan KAMMI. Berjuta kali turun aksi, bagiku satu langkah pasti!

Hidup Rakyat! Hidup Mahasiswa! Hidup Indonesia! ALLAHUAKBAR!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar