Jumat, 02 Juli 2010

indah pada waktunya...




“Terima kasih Ya Allah, Engkau telah memberikan pengalaman tentang mencintai seseorang, hingga aku bisa menyadari hanya cinta-Mu lah yang paling indah..”

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (TQS. Ar Ruum: 21)


Subhanallah, begitu sempurnanya Allah menciptakan elemen-elemen pelengkap manusia. Mulai dari hati, akal, jiwa, jasad dan ruh. Semua menjadi satu kesatuan yang akan menjalankan kewajiban terhadap Robb-nya, Allah Swt.

Suatu hari sang hati di amanahi kecenderungan terhadap orang lain. Hingga berbagai perasaan berkecambuk dalam diri. Dalam hati itu sendiri dan juga dalam akal. Antara bahagia, bingung, dan takut. Antara menerima dan menolak. Antara benar dan salah. Semua bercampur aduk dalam diri. Mempengaruhi jasad dan jiwa.

Entah mengapa amanah itu melahirkan ketentraman berada di”dekat”nya, timbul rasa kasih dan juga sayang. Sungguh, apa yang telah tercantum dalam Al-Quran adalah nyata, ini merupakan tanda kekuasaan-Nya yang luar biasa. Orang-orang menyebutnya…CINTA.

Wanita dibuat berbunga-bunga dengan kehadirannya, laki-laki tersihir dengan datangnya, mereka rela berkorban demi orang yang dicintainya. Dahsyat sekali cinta ini.. kedahsyatannya dapat membangkitkan nafsu tercela dalam diri. Mau menyerahkan apa saja demi sang pujaan hati, mau berbuat apa saja asal kekasihnya senang. Tak peduli itu halal atau tidak. Astagfirullah.. Namun, perasaan CINTA akan hadir dalam setiap insan. Ini adalah fitrah dari Allah tinggal bagaimana mengelola amanah yang berat ini.

Begitupun denganku, suatu saat rasa itu datang padaku. Saat aku belum bisa menyadari apa yang aku rasakan. Merasa deg-degan saat ada sms darinya, atau gugup saat dia berbicara. Ini sungguh cobaan yang berat. Aku sendiri sempat merasa takut, takut atas hal yang memang belum terjadi. Aku hanya merasa nyaman, jika dia “ada”. Dan dalam beberapa waktu kemudian aku selalu mengkhawatirkan keadaannya, dan lagi-lagi jika meminjam istilah orang itu namanya SAYANG. Tak pernah sebelumnya merasakan hal seperti itu. apa ini yang disebut kecenderungan dan ketentraman serta kasih dan sayang ? CINTA?

Resiko bermain api adalah terbakar, dan resiko mencintai adalah patah hati. Ya..patah hati, karena aku mencintai manusia. Manusia yang memiliki keterbatasan, manusia yang memiliki perasaan dan pikiran, manusia yang memiliki nafsu, manusia yang memiliki seluruh potensi kebaikan dan keburukan. Benar, jawabannya hanya karena aku mencintai makhluk. Maka wajar saja F aksi = F reaksi. Kemudian aku patah hati, karena dia “tak ada lagi”…

Semua yang terjadi adalah atas kehendak-Nya, permasalahannya adalah apa Dia meridhoi? Maka semua amanah yang dititipkan harus aku jaga dengan baik, digunakan hanya untuk beribadah pada Allah. Sungguh indah kekuasaan Allah, dari segala hal akan ada hikmah yang bisa diambil, akan ada banyak hal yang membuka kesempatan untuk menjadi lebih baik. Belajar dari pengalaman, belajar dari segala hal.

“Dan aku belajar dari waktu, untuk dapat melupakanmu”

Kembali pada Allah adalah satu-satunya obat penenang yang permanen. Mencoba memahami hakikat diri, karena diri ini akan kembali kepadanya. Bergantung hanya pada Allah, mencintai Allah, mencintai seluruh makhluknya karena ukhuwah islamiyah.. sungguh, ini terasa indah. Bersama saudara seperjuangan meniti jalan menuju-Nya. Saat aku melangkah mendekati Allah, maka Allah berlari mendekatiku. Aku memberi cinta pada saudaraku, Allah membalas dengan cinta-Nya yang jauh lebih indah

“mencintai Allah akan banyak rintangan dan cobaannya, tapi mencintai Allah tidak akan pernah bertepuk sebelah tangan, tidak akan disakiti dan juga tidak akan patah hati …”

Aku yakin perasaan itu akan ada pada setiap hambanya, karena itu fitrah. Tentu saja, tidak menjadi trauma untuk mencintai. Namun dengan ketidakadaannya, mungkin ini yang membersihkan hati dari hal-hal yang belum halal untuk diri. Karena saat ini, aku masih berpuasa, dan akan lebih bersyukur pada saat berbuka nanti.. menyejukkan dan lebih menetramkan.. karena semua akan indah pada waktunya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar