Kamis, 10 September 2009

AKSI!

KAMMI, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia sejak dulu memang terkenal tukang aksi atau orang lain sering bilang demo. Tidak salah. Memang kerjaan KAMMI demo kok. Tapi, bukan berarti hanya demo, masih banyak kerjaan lain yang menjadi agenda prioritas KAMMI. Salah satu diantaranya pengabdian masyarakat. Tidak hanya karena ada bencana KAMMI turun ke masyarakat, tapi juga sepanjang waktu khususnya di desa binaan.

Saat ini fokus KAMMI, khususnya KAMMI Bandung adalah membantu korban gempa di Pangalengan atau bisa diistilahkan anggota KAMMI sedang menjadi relawan gempa. Membantu dari segi logistik, tenaga, pikiran, dan yang tak kalah penting menjadi kakak yang baik bagi anak-anak disana.

Tiga Hari di Pangalengan Membuat Aku Lebih Bersyukur

Miris sekali ketika hari Sabtu sore (5 September 2009) sekitar jam 15.30 aku sampai di Pangalengan. Rumah-rumah hancur, sekolah tak terselamatkan. Pemandangan sekitar perkampungan hanya tenda-tenda yang didirikan sebagai posko ataupun tempat pengungsian. Aku berjalan dengan seorang teman sekelasku yang juga terpanggil hatinya untuk membantu korban-korban disana. Yaah..semoga ilmu psikologiku yang aku kumpulkan dua semester kemarin bisa membantu.

Aku dan temanku (Wita) berkeliling sambil mencari posko KAMMI, karena sebelumnya aku sms n telepon k’wayan KAMDA tidak ada jawaban (lagi ngisi materi), akhirnya kami mencari sendiri sambil mencari mushola/masjid yang masih layak pakai untuk sholat Ashar. Ketika aku melihat lapang ada anak-anak yang sedang bermain. Disana ada beberapa orang relawan yang membimbing mereka. Merasa senang karena melihat anak-anak begitu senang, tapi… kok nyanyiannya lagu mbah surip sih??

Alhamdulillah ketika menemukan masjid aku bertemu k’Edi/ anak KAMMi Daerah Bandung (KAMDA). Trus kami diberitahu tempat posko/tempat pengungsian yang jadi binaan KAMMI. Setelah sholat aku dan wita ke posko itu. Ada ibu-ibu yang sedang memasak sambil ngobrol-ngobrol dan aku juga liat anak-anak sedang bermain, hanya sedikit kalau dibanding dengan yang di lapang tadi. Pembimbing mereka t’fitri dan t’ririn dari KAMMI juga. Alhamdulillah..

Ngobrol dengan ibu-ibu disana, mendengarkan cerita mereka, keluh kesah mereka untuk beberapa waktu. Aku asik mendengarkannya…. Sampai mereka berbicara “Alhamdulillah Allah masih menyelamatkan jiwa kami, biarkanlah rumah hancur, harta tidak ada, tapi kumpul bersama keluarga membuat kami sudah bersyukur. (dalam bahasa sunda)

Deg. Aku benar-benar merasakan nafas syukur mereka yang kuat. Bagaimana mungkin aku yang masih diberi nikmat yang sangat cukup oleh Allah tidak bisa bersyukur. Aku jadi teringat ibu, papah, kakak2ku dan keponakanku.. aku bersyukur memiliki mereka..aku juga bersyukur memiliki teman-temanku..aku bersyukur atas kehidupanku sekarang.

Kebanyakan dari mereka hanya ingin didengarkan ceritanya. Bukan untuk mendengarkan ceramah dari kita. Bukan itu. Ingin rasanya berbincang lebih lama dengan mereka. Tapi bahasa sundaku yang dibawah rata-rata membuat aku sedikit canggung dan berhasil menjadi bahan tertawaan Wita. Huh.. orang Cianjur gak bisa bahasa sunda!

Kakak Sayang Adik…

Sore itu sebelum berbuka ada relawan dari Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) membagikan makan untuk seluruh warga. Alhamdulillah…mereka sangat senang, walaupun sedikit ada dorong-dorongan. Senyuman mereka membuat aku kenyang walaupun aku belum berbuka. Tapi akhirnya ada juga jatah buat relawan, hehe..

Aksi dimulai. Karena aku dan Wita anak psikologi, kami difokuskan untuk membina anak-anak..horeee!! Selepas makan dan sholat magrib, aku berkenalan dengan mereka dan mengajak mereka bermain. Khas permainan anak-anak. Dan aku hampir menjadi kucing ketika kita bermain kejar-kejaran. Kan gawat harus mengingat semua nama anak-anak yang diganti dengan nama buah-buahan. Gubragkz…

Saat Isya aku mengajak mereka sholat setelah selesai, kami membuat lingkaran dan mencoba untuk menghapal surat-surat pendek, doa-doa harian, dll.
“Siapa yang hapal surat Annaas??”
“Sayaaaa!!” teriak mereka semua
“kak vera, saya mau baca surat Idza dza…”
“ohh… An nasyr”

Setelah itu bermain kembali, sepertinya energi mereka tidak ada habisnya. Ada beberapa orang yang khas. Yang memang perlu pendekatan secara personal yang lebih intens. Walaupun semua anak memerlukan itu. Terlihat sekali dia shock berat. Melamun, cuek, melihat-lihat sekeliling tanpa memperdulikan orang lain. Ada juga yang selalu mencari perhatian dengan berperilaku lebih aktif. Atau beberapa orang yang selalu memeluk saya. “Saya pengen sama kakak”
“adik-adik, sekarang waktunya tidur ya…”
“yaahh..saya pengen main lagi”
“maennya besok lagi aja, kan besok ada lomba menggambar dan mewarnai. Siapa yang mau ikutan??”
“sayaaaa!!!”
“saya mau menggambar gunung”
“saya mau menggambar rumah”
“saya mau menggambar bunga”
“kak, kalau saya mau menggambar gempa aja ya kak…”

Karena kami bermain di posko pengungsian, aku melihat mereka siap-siap untuk tidur..mereka seakan tak sabar menunggu hari esok. Untuk ikut lomba..
Jangan lupa berdoa ya de.. kakak sayang adik semua…

Dingin uy…Brrrrr brrrrSemangat!!

Masih ada anak-anak yang main bersama kami di posko KAMMI (di masjid) walaupun masjidnya sudah roboh sebagian, dan tembok yang masih tersisa terlihat miring.. ^_^v tapi mereka sangat antusias dan sangat aktif berlari-lari. Ada sekitar 4 orang yang main disana dan alhasil hp-hp kami jadi incaran. Ada-ada aja…

Mereka pulang, kami langsung evaluasi. Setelah jam sebelasan kami tidur. Akhwat ada berempat, tapi ada 2 orang tambahan dari kamda datang jam 11an juga lah. Awalnya sih bisa tidur, tapi pas jam setengah 1an terasa sekali dinginnya.. susah tidur lagi. Tapi akhirnya bisa, walaupun terbangun-bangun. Udaranya mantap uy! Padahal asik pemandangannya, ketika berbaring di mesjid, aku bisa melihat langit. Romantis banget ya, tidur beratapkan langit, hihi.. sayang… udaranya kagak nahan!!

Deg-degan..

Jam 2.30 orang-orang sudah memabangunkan untuk sahur.. semangat bener.. sahur kan lebih utama diakhirkan.. tidur lagi ah..
Ada goncangan. Gempa. Kami langsung terbangun. Dan bersiap untuk keluar ruangan. Tapi gempanya hanya sebentar, walaupun agak besar. Alarm yang sangat efektif. Akhirnya harus bangun juga. Sholat malem yuk..!!

Dari situ aku terkadang merasa deg-degan juga kalau ada goncangan. Mobil yang berlalu lalang untuk memberikan logistik bisa mengguncangkan tanah n masjid yang kami tinggali. Huft… apalagi kalo truk yang lewat. Bagaimana perasaan para korban disini. Mungkin mereka lebih takut. Lebih waspada. Dan lebih deg-degan dibanding aku… tapi Allah selalu bersama kita kok.. 

Perang dengan missionaris

Sudah menjadi rahasia umum dikondisi seperti itu, di kondisi yang serba kekurangan dijadikan ajang untuk membelokkan akidah.. saat datang kesana ikhwan sudah memberi gambaran kondisi disini. Sebenarnya saya tidak peduli latar belakang relawan disini. Mau dia yahudi, nasrani, budha, hindu, atheis, yang penting dia rela menolong tanpa pamrih atas dasar kemanusiaan. Tapi bukan berarti ketika mereka mencoba membelokan akidah kita diam saja. masyarakat disana itu muslim. Secara otomatis kita harus mempertahankan mereka. “Semiskin-miskinnya kita, tapi jangan sampai kita miskin iman dan tekad..” (k’mulky’s says)

Saat lomba gambar, KAMMI menyediakan peralatan-peralatannya, tapi kami lupa tidak menyediakan pensil. Akhirnya join dengan salah satu kelompok relawan (yang dilapang itu) yang anak-anaknya “terpaksa” gabung dengan kami. Walaupun mereka terus mengawasi gerak-gerik kami dan mengambil foto-foto kami (buat apa ya? Kenang-kenangan kali, hihi).

Mereka setuju untuk menyiapkan pensil dan beberapa pack crayon. Tak disangka, di pensil tersebut ada tulisan-tulisan bernuansakan agama mereka. Inilah yang menjadi puncak konflik setelah beberapa konflik lain, seperti mengajak anak bermain terlalu cape di tempat yang berdebu sehingga mereka mengeluh ingin buka puasa, makan dan minum di depan anak-anak pada siang hari, dll. Akhirnya terjadi perdebatan dan ditutup dengan sebuah perjanjian-perjanjian.

Oke mereka non muslim, tapi hargai masyarakat disana yang muslim ketika mereka berpuasa, apalagi didepan anak-anak yang sedang mengalami proses imitasi (peniruan terhadap orang dewasa). Ini merupakan contoh yang sangat tidak baik bagi perkembangan anak. Apalagi jika peristiwa ini berlangsung berbulan-bulan lamanya. Ngajak perang ini mah.

Kakak Pasti Kembali

Selesai lomba ada acara dari TV one, anak-anak masuk tipi uy, heuheu. Mereka diarahkan untuk mengaji Quran/ Iqra dan seperti biasa ada beberapa simulasi-simulasi/ games. Aku benar-benar merasa bahagia saat itu, bermain bersama mereka dan teman-teman dari KAMMI. KAMMI dan anak-anak bersatu dalam lingkaran besar dan bercanda canda. Serasa tidak ada beban. Benar-benar tenang..
“lingkaran besar3x, berputar kiri3x, dst”

Tadinya jam 4 sore, anak-anak ada kegiatan bareng relawan yang tadi aku ceritakan, sebagai ganti dari jam main mereka yang tersita untuk lomba menggambar. Tapi tidak jadi. Alhamdulillah. Coz katanya mereka sedang rapat, hoho. Akhirnya kami nonton film n sedikit simulasi untuk mengalihkan perhatian mereka terhadap bencana.
“kakak jadi pulang besok?”
“iya”
“jangan pulang kak, disini aja”
“iya kak, saya pengen maen lagi sama kakak”
“kakak setahun lagi aja disininya”
“insya Allah hari kamis sore/jumat pagi kakak kesini lagi. Sabar ya…”
“bener ya kak, kakak harus balik lagi kesini..”
“iya”

Aku tidak tega meninggalkan mereka. Celotehan mereka “setahun lagi aja disininya” membuat aku terharu. Seolah mereka akan tetap berada dalam kondisi itu dalam waktu yang sangaaaatt lama. Optimislah adikku, Allah pasti akan merubah nasib kita.
Malamnya evaluasi lagi. Alhamdulillah ada bantuan dari kidzsmile (khusus bantuan untuk masalah anak dan remaja secara psikologis pasca bancana). KAMMI join dengan kidzsmile. Hal ini semakin aku berat untuk meninggalkan mereka. Karena orang psikologi sangat dibutuhkan disana. Kemana dosen-dosenku?

Jika aku tidak ingat ada kuliah psi. eksperimen, psikometri, psikodiagnostik, psi.pendidikan, psi.kepribadian, PIO, dll. Aku pasti tetap berada disana. Menemani mereka.

Sebelum tidur, terngiang kembali suara adik-adik itu..
“bener ya kak, kakak harus balik lagi kesini..”
Ya..insya Allah
kakak pasti kembali….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar