Senin, 01 Desember 2014

Sabar menjadi Teladan


Jadi ceritanya aku malu sekaligus terharu dan insyaAllah mau belajar.

“Neng, tilawah dulu” kemudian dia mengambil mushaf nya dan bertilawah
 “Neng, tuh liat kamarnya kotor belum disapu” kemudian dia mengambil sapu dan menyapu kamar
 “Baju kotornya udah harus dicuci” dia pergi menyimpan baju kotor ke mesin cuci lalu mencuci
“Neng, sholatnya kok cepet?” kata dia yang tidak alfa untuk sholat dhuha setiap hari.

Apapun bentuknya itu, himbauan, suruhan atau sekedar mengingatkan, kadang aku ikuti kadang nggak. iya, kadang diikuti kadang nggak. Ada alasan, atau hanya diam. Ada pembenaran atau aku hanya sekedar melontarkan komentar “nanti”.

Aku malu. Belum menjadi wanita yang sangat telaten dalam mengurus rumah. Belum juga menjadi wanita yang bisa sepenuhnya menyenangkan hati suami. Ibadah pun kadang naik turun. Aku malu, saat semua itu ada padaku, dia tetap ada untuk selalu menghebatkan.

Aku terharu.  terharu akan kesabarannya dalam memberikan teladan. Tidak berhenti. Istiqomah dalam melakukan kebaikan, memberikan contoh dengan caranya. memberikan teladan setiap ada kesempatan. Memberikan waktu istrinya untuk belajar dari keadaan.

insyaAllah aku belajar dan akan terus belajar. Memahamimu dari setiap kejadian yang dilewati, menaatimu atas segala kebaikan yang dikehendaki, menjauhi yang menyulut amarahmu dan berkontribusi untuk saling menguatkan, menghebatkan, agar bisa sepertimu yang sabar menjadi teladan.

Cianjur, 1 Desember 2014 – 21:43
[untuk suamiku dengan kesabarannya, terimakasih…]