Jumat, 29 Juni 2012

Lirik Lagu Someone Like You

I heard
Kudengar
That you're settled down
Kau telah menetap
That you found a girl
Kau telah temukan seorang gadis
And you're married now
Dan kau tlah menikah
I heard
Kudengar
That your dreams came true
Impianmu terwujud
Guess she gave you things
Pasti dia memberimu segala
I didn't give to you
Yang tak bisa kuberikan padamu

Old friend
Teman lama
Why are you so shy
Kenapa kau begitu malu
It ain't like you to hold back
Engkau bukanlah orang yang peragu
Or hide from the light
Atau suka sembunyi dari cahaya

I hate to turn up out of the blue
Aku benci harus muncul tiba-tiba
Uninvited
Tak diundang
But I couldn't stay away
Namun aku tak bisa diam saja
I couldn't fight it
Aku tak tahan
I'd hoped you'd see my face
Aku berharap kau lihat wajahku
And that you'd be reminded
Dan kau kan teringat
That for me
Bahwa bagiku
It isn't over
Semua ini belum usai

Never mind I'll find
Tak mengapa kan kutemukan

Someone like you
Seseorang sepertimu
I wish nothing but the best for you
Aku hanya bisa mendoakan yang terbaik untukmu
Too.. Don't forget me
Dan juga.. jangan lupakan aku
I beg
Kumohon
I remember you said
Aku ingat kau pernah berkata
Sometimes it lasts in love
Kadang cinta akan abadi
But sometimes it hurts instead
Namun kadang juga menyakitkan
Sometimes it lasts in love
Kadang cinta akan abadi
But sometimes it hurts instead
Namun kadang juga menyakitkan
Yeah

You'd know
Kau kan tahu
How the time flies
Betapa waktu cepat berlalu
Only yesterday
Baru kemarin
Was the time of our lives
Waktu kita bersama
We were born and raised
Kita lahir dan besar
In a summer haze
Dalam kabut musim panas
Bound by the surprise
Terikat oleh kejutan
Of our glory days
Hari-hari jaya kita


Nothing compares
Tak ada yang sepadan
No worries, or cares
Tak usah kuatir, atau peduli
Regrets and mistakes
Sesal dan kesalahan
They're memories made
Semua itu kenangan yang tlah dibuat
Who would have known.. How..
Siapa yang tahu ... bagaimana..
Bittersweet
Simalakama
This would taste
Begitulah rasanya

Senin, 25 Juni 2012

Selimut oh selimut..


Selimut..
Kamu membuat aku tertidur kembali setelah mendengar adzan subuh
Sekedar memohon pada diriku sendiri untuk memberikan waktu tidur tambahan barang 5 menit
Lalu aku pun sukses tertidur

Selimut merahku..
Kamu membuat aku tertarik padamu setelah aku sholat subuh
Aku pikir, kegiatanku tidak dilakukan di pagi buta
Tidur lagi.. bisa lah..

Selimut merahku yang tebal..
Lagi-lagi kamu membuatku enggan bangun dari tidur tambahanku
Kamar mandi tak menarik untuk dikunjungi
Lebih nyaman berada dibalik dirimu
Sebentar lagi yah..

Selimut merahku yang tebal nan hangat..
Iihh.. kamu membuat aku kebanyakan tidur
Bermalas-malasan
Mendekap, berimajinasi, bermimpi
Sekali lagi kamu sukses membuat aku doyan tidur!

Dan sialnya kamu mempunyai pasukan yang tangguh
Kasur empuk, bantal guling yang nyaman
Uuhh.. kalian sungguh pasukan yang tangguh
Ampuh!
Sukses membuatku tertidur dan tertidur..
Aahh.. sudahlah, sudah malam.. selamat tidur..

Cibiru, 25 Juni 2012 – 23:24

"Apalah Arti Sebuah Nama"

Tadi sore aku memesan  air galon untuk di kosan. Beberapa waktu kemudian seorang bapak-bapak mengantarkannya ke kosanku dan membantu memasangkannya di dispenser. Selagi memasangkan itu dia menanyakan salah satu kamar di kosan ini yang juga memesan air galon. Lalu dia bercerita mengenai keponakannya yang sudah seminggu tak mebantunya karena keperluan tertentu, hingga di harus mengantarkan pesanan-pesanan galon yang begitu banyaknya. 

“neng, kosan-kosan disini mah pada pesen airnya ke bapak semua” sambil menyebutkan hampir seluruh daerah kosan di sekitar UIN. “makanya cape banget, kamaren aja sampe jam 10 malam” lanjutnya. "lumayan juga" kataku dalam hati.
Setelah selesai memasangkannya aku membayar, sambil mencari kembaliannya di tas si bapak lanjut bercerita. “nih kamar ini dulu sering banget pesen galon” sambil menunjuk sebuah kamar yang sudah ganti penghuninya, “tapi bukan mahasiswa UIN, mahasiswa XXX”. Kembalian sudah ada, aku mengucapkan terimakasih.

Sebelum pergi si bapak kembali bercerita lagi, “tapi kelihatan beda sih mahasiswa UIN sama yang bukan”, penasaranku muncul. “beda apanya pak?” tanyaku. “ya itu, kalau mahasiswa XXX pakaiannya itu, haduh.. segini nih!!” sambil mengisaratkan celana “super pendek”. “bapak nganter galon di luar, disuruh masuk, gak inget apa itu pakaiannya segimana, ckck” dia terus bercerita sambil bergidig. “kalau mahasiswa UIN mah gak gitu, rapi” sambil tertawa, “hehe” aku tertawa kecil. Si bapak itu kemudian pergi, mengantar galon ke kamar yang lain. 

Pernah juga satu waktu saat aku naik ojek, “neng, mahasiswa UIN?” Tanya tukang ojek. “iya” jawabku. “kelihatan sih, soalnya beda”. “beda gimana pak?” giliran aku yang bertanya, “iya kalau mahasiswa UIN kerudungan, rapi-rapi. Kalau mahasiswa XXX keluar aja suka pake celana pendek,  paha kemana-mana, kaos ketat, ya laki-laki mah seneng-seneng aja liat yang gitu, tapi ya dianggap murah. Kalau cari istri kan tetep aja nyari yang baik-baik, yang auratnya gak di pamer-pamerin”

***

Mungkin fenomena memamerkan aurat ataupun menutup aurat itu bisa terjadi di seluruh kampus. Yang memamerkan auratnya tidak hanya mahasiswa kampus XXX, tapi juga kampus UIN dan kampus yang lainnya. Dan yang menutup aurat tidak hanya di kampus UIN tapi bisa juga di kampus XXX dan kampus lain. Aku pikir ini keberkahan dari sebuah nama. Yang berimbas pada sebuah system.

UIN.. universitas islam negeri. Iya, embel-embel “islam” yang tertera di nama kampus ini menjadi keuatan tersendiri dalam membentuk karakter mahasiswanya. Tak dipungkiri mahasiswa yang masuk kesini banyak lulusan dari Madrasah Aliyah dan juga pesantren, tapi tak sedikit juga dari SMA umum. Banyak yang tadinya tak berkerudung, jadi berkerudung. Kewajiban bagi mahasiswi untuk berkerudung jika berkuliah di UIN adalah dampak dari sebuah system, yang juga konsekuensi dari sebuah nama yang jelas tertera di kop-kop surat, di gerbang kampus, terpatri di gedung rektorat, tersebar diseluruh penjuru kampus –Universitas ISLAM Negeri. Jilbab mungkin jadi awalan karakter yang melekat di UIN, kedepannya semoga bertambah karakter-karakter islam lainnya.

Sekali lagi, ini berkah dari sebuah nama. Nama adalah doa, semoga nama “islam” yang menjadi bagian dari nama kampus UIN ini, benar-benar menjadi karakter yang melekat dalam diri semua mahasiswanya, menjadi identitas dirinya, menjadi kepribadian dari masing-masing civitas akademika. Semoga!

“save our campus!”

Cibiru, 25 Juni 2012 – 21:27


Bersih-bersih


Akhirnya hari ini tiba juga, saat dimana aku harus membersihkan semuanya. Sudah sumpek, kotor dan berantakan. Disini sudah tak bisa menghirup udara segar. Debu-debu bertebaran tak karuan.  Segala sesuatu sudah tak lagi pada tempatnya. 

Ada satu yang terlalu menguasai tempat ini, ada satu yang terlupa ntah dimana aku menyimpannya, ada juga yang tak terlihat menarik perhatianku hingga terkadang tak sengaja aku menginjaknya. Aahh.. parah nih parah!

Bersih-bersih kali ini mungkin agak ekstrim. Banyak yang harus dibuang. Penting ataupun tidak. Yang pasti yang dibuang adalah yang membuat tempat ini sumpek, kotor, dan berantakan. Yang jumlahnya terlalu banyak, yang membuat pemilik sulit bergerak.  Juga yang jumlahnya sedikit tapi di tersebar dimana-mana. Dalam setiap gerak, dalam setiap penglihatan, dalam setiap pendengaran.

Tata ulang tempat ini.
Rapikan, sapukan, bersihkan semuanya
Buka jendela, agar udara segar masuk
Hiasi dengan tumbuhan yang indah
Semprot sekalian pewangi ruangan agar menjadi harum

ya benar,, mari bersih-bersih hati...


Cibiru, 25 Juni 2012 – 09:13

Jumat, 22 Juni 2012

apa?

 emm....



    pengen nikah   




anggap aja bercanda...


Rabu, 13 Juni 2012

Situasi yang “ntahlah”


Aku masih seperti anak kecil yang sering merengek “pengen eskriiim”, “pengen cokelat”, “iihh orang itu nyebelin”, “stress ah, mau bobo”, “huhu sakit..” ato rengekan-rengekan lain yang sampe saat ini masih belum hilang. Masih saja menghiasi perjalananku.

Ada juga satu waktu saat aku harus kebingungan bagaimana menghadapi sesuatu. Lalu setelah mengambil tindakan rasa sesal turut serta dibelakangnya. Terlambat. Duuh kenapa juga sih harus kayak gitu? …. Mungkin belum dewasa…

Aahh iya.. Aku belum dewasa. Kadang takut untuk menjadi dewasa. Apa pula makna dewasa? Makhluk apa itu? Tapi coba tengok kehidupanku di sisi lain.. ada hal yang kadang tak aku mengerti.. bahkan lebih sering yang tak aku sadari..

Terhanyut dalam diskusi-diskusi segar mengenai kehidupan, berbagai opini, idealism, doktrin, atau sekedar gossip gossip tak penting campur aduk dalam satu suguhan besar bernama: KOMUNIKASI. Iya komunikasi. Jika aku turut mengeluarkan opiniku, idealism-ku atau ke-aku-anku lainnya, maka dalam komunikasi itu kadang seperti ada yang menyenggolku untuk sekedar mengatakan “Heeyy, dewasa donk!”.  *siiigh* kalo malem2 gini baru ngeuh bahwa semua itu proses menuju kedewasaan. Keyword nya bahwa Allah memberikan apa yang kita butuhkan. Camkan itu vey!

Cianjur, 12 Juni 2012 – 23:01
(belajar sebijak mungkin untuk menyikapi sesuatu, karena aku adalah orang yang berarti untuk orang-orang disekitarku yang sayang padaku… *aiihh… PD euy*)