I heard
Kudengar
That you're settled down
Kau telah menetap
That you found a girl
Kau telah temukan seorang gadis
And you're married now
Dan kau tlah menikah
I heard
Kudengar
That your dreams came true
Impianmu terwujud
Guess she gave you things
Pasti dia memberimu segala
I didn't give to you
Yang tak bisa kuberikan padamu
Old friend
Teman lama
Why are you so shy
Kenapa kau begitu malu
It ain't like you to hold back
Engkau bukanlah orang yang peragu
Or hide from the light
Atau suka sembunyi dari cahaya
I hate to turn up out of the blue
Aku benci harus muncul tiba-tiba
Uninvited
Tak diundang
But I couldn't stay away
Namun aku tak bisa diam saja
I couldn't fight it
Aku tak tahan
I'd hoped you'd see my face
Aku berharap kau lihat wajahku
And that you'd be reminded
Dan kau kan teringat
That for me
Bahwa bagiku
It isn't over
Semua ini belum usai
Never mind I'll find
Tak mengapa kan kutemukan
Someone like you
Seseorang sepertimu
I wish nothing but the best for you
Aku hanya bisa mendoakan yang terbaik untukmu
Too.. Don't forget me
Dan juga.. jangan lupakan aku
I beg
Kumohon
I remember you said
Aku ingat kau pernah berkata
Sometimes it lasts in love
Kadang cinta akan abadi
But sometimes it hurts instead
Namun kadang juga menyakitkan
Sometimes it lasts in love
Kadang cinta akan abadi
But sometimes it hurts instead
Namun kadang juga menyakitkan
Yeah
You'd know
Kau kan tahu
How the time flies
Betapa waktu cepat berlalu
Only yesterday
Baru kemarin
Was the time of our lives
Waktu kita bersama
We were born and raised
Kita lahir dan besar
In a summer haze
Dalam kabut musim panas
Bound by the surprise
Terikat oleh kejutan
Of our glory days
Hari-hari jaya kita
Nothing compares
Tak ada yang sepadan
No worries, or cares
Tak usah kuatir, atau peduli
Regrets and mistakes
Sesal dan kesalahan
They're memories made
Semua itu kenangan yang tlah dibuat
Who would have known.. How..
Siapa yang tahu ... bagaimana..
Bittersweet
Simalakama
This would taste
Begitulah rasanya
Jumat, 29 Juni 2012
Senin, 25 Juni 2012
Selimut oh selimut..
Selimut..
Kamu membuat aku tertidur kembali setelah mendengar adzan
subuh
Sekedar memohon pada diriku sendiri untuk memberikan waktu
tidur tambahan barang 5 menit
Lalu aku pun sukses tertidur
Selimut merahku..
Kamu membuat aku tertarik padamu setelah aku sholat subuh
Aku pikir, kegiatanku tidak dilakukan di pagi buta
Tidur lagi.. bisa lah..
Selimut merahku yang tebal..
Lagi-lagi kamu membuatku enggan bangun dari tidur tambahanku
Kamar mandi tak menarik untuk dikunjungi
Lebih nyaman berada dibalik dirimu
Sebentar lagi yah..
Selimut merahku yang tebal nan hangat..
Iihh.. kamu membuat aku kebanyakan tidur
Bermalas-malasan
Mendekap, berimajinasi, bermimpi
Sekali lagi kamu sukses membuat aku doyan tidur!
Dan sialnya kamu mempunyai pasukan yang tangguh
Kasur empuk, bantal guling yang nyaman
Uuhh.. kalian sungguh pasukan yang tangguh
Ampuh!
Sukses membuatku tertidur dan tertidur..
Aahh.. sudahlah, sudah malam.. selamat tidur..
Cibiru, 25 Juni 2012 – 23:24
"Apalah Arti Sebuah Nama"
Tadi sore aku memesan air galon untuk di kosan. Beberapa
waktu kemudian seorang bapak-bapak mengantarkannya ke kosanku dan membantu
memasangkannya di dispenser. Selagi memasangkan itu dia menanyakan salah
satu kamar di kosan ini yang juga memesan air galon. Lalu dia bercerita
mengenai keponakannya yang sudah seminggu tak mebantunya karena keperluan
tertentu, hingga di harus mengantarkan pesanan-pesanan galon yang begitu
banyaknya.
“neng, kosan-kosan disini mah pada pesen airnya ke bapak
semua” sambil menyebutkan hampir seluruh daerah kosan di sekitar UIN. “makanya
cape banget, kamaren aja sampe jam 10 malam” lanjutnya. "lumayan juga" kataku dalam hati.
Setelah selesai memasangkannya aku membayar, sambil mencari
kembaliannya di tas si bapak lanjut bercerita. “nih kamar ini dulu sering
banget pesen galon” sambil menunjuk sebuah kamar yang sudah ganti penghuninya, “tapi
bukan mahasiswa UIN, mahasiswa XXX”. Kembalian sudah ada, aku mengucapkan
terimakasih.
Sebelum pergi si bapak kembali bercerita lagi, “tapi
kelihatan beda sih mahasiswa UIN sama yang bukan”, penasaranku muncul. “beda
apanya pak?” tanyaku. “ya itu, kalau mahasiswa XXX pakaiannya itu, haduh..
segini nih!!” sambil mengisaratkan celana “super pendek”. “bapak nganter galon
di luar, disuruh masuk, gak inget apa itu pakaiannya segimana, ckck” dia terus
bercerita sambil bergidig. “kalau mahasiswa UIN mah gak gitu, rapi” sambil
tertawa, “hehe” aku tertawa kecil. Si bapak itu kemudian pergi, mengantar galon
ke kamar yang lain.
Pernah juga satu waktu saat aku naik ojek, “neng, mahasiswa
UIN?” Tanya tukang ojek. “iya” jawabku. “kelihatan sih, soalnya beda”. “beda
gimana pak?” giliran aku yang bertanya, “iya kalau mahasiswa UIN kerudungan,
rapi-rapi. Kalau mahasiswa XXX keluar aja suka pake celana pendek, paha kemana-mana, kaos ketat, ya laki-laki mah
seneng-seneng aja liat yang gitu, tapi ya dianggap murah. Kalau cari istri kan
tetep aja nyari yang baik-baik, yang auratnya gak di pamer-pamerin”
***
Mungkin fenomena memamerkan aurat ataupun menutup aurat itu
bisa terjadi di seluruh kampus. Yang memamerkan auratnya tidak hanya mahasiswa
kampus XXX, tapi juga kampus UIN dan kampus yang lainnya. Dan yang menutup
aurat tidak hanya di kampus UIN tapi bisa juga di kampus XXX dan kampus lain. Aku
pikir ini keberkahan dari sebuah nama. Yang berimbas pada sebuah system.
UIN.. universitas islam negeri. Iya, embel-embel “islam”
yang tertera di nama kampus ini menjadi keuatan tersendiri dalam membentuk karakter
mahasiswanya. Tak dipungkiri mahasiswa yang masuk kesini banyak lulusan dari
Madrasah Aliyah dan juga pesantren, tapi tak sedikit juga dari SMA umum. Banyak
yang tadinya tak berkerudung, jadi berkerudung. Kewajiban bagi mahasiswi untuk
berkerudung jika berkuliah di UIN adalah dampak dari sebuah system, yang juga
konsekuensi dari sebuah nama yang jelas tertera di kop-kop surat, di gerbang
kampus, terpatri di gedung rektorat, tersebar diseluruh penjuru kampus –Universitas ISLAM
Negeri. Jilbab mungkin jadi awalan karakter yang melekat di UIN, kedepannya
semoga bertambah karakter-karakter islam lainnya.
Sekali lagi, ini berkah dari sebuah nama. Nama adalah doa,
semoga nama “islam” yang menjadi bagian dari nama kampus UIN ini, benar-benar
menjadi karakter yang melekat dalam diri semua mahasiswanya, menjadi identitas
dirinya, menjadi kepribadian dari masing-masing civitas akademika. Semoga!
“save our campus!”
Cibiru, 25 Juni 2012 – 21:27
Bersih-bersih
Akhirnya hari ini tiba juga, saat dimana aku harus
membersihkan semuanya. Sudah sumpek, kotor dan berantakan. Disini sudah tak
bisa menghirup udara segar. Debu-debu bertebaran tak karuan. Segala sesuatu sudah tak lagi pada tempatnya.
Ada satu yang terlalu menguasai tempat ini, ada satu yang
terlupa ntah dimana aku menyimpannya, ada juga yang tak terlihat menarik
perhatianku hingga terkadang tak sengaja aku menginjaknya. Aahh.. parah nih
parah!
Bersih-bersih kali ini mungkin agak ekstrim. Banyak yang
harus dibuang. Penting ataupun tidak. Yang pasti yang dibuang adalah yang
membuat tempat ini sumpek, kotor, dan berantakan. Yang jumlahnya terlalu
banyak, yang membuat pemilik sulit bergerak.
Juga yang jumlahnya sedikit tapi di tersebar dimana-mana. Dalam setiap
gerak, dalam setiap penglihatan, dalam setiap pendengaran.
Tata ulang tempat ini.
Rapikan, sapukan, bersihkan semuanya
Buka jendela, agar udara segar masuk
Hiasi dengan tumbuhan yang indah
Semprot sekalian pewangi ruangan agar menjadi harum
ya benar,, mari bersih-bersih hati...
Cibiru, 25 Juni 2012 – 09:13
Jumat, 22 Juni 2012
Rabu, 13 Juni 2012
Situasi yang “ntahlah”
Aku masih seperti anak kecil yang sering merengek “pengen eskriiim”, “pengen cokelat”, “iihh orang itu nyebelin”, “stress ah, mau bobo”, “huhu sakit..” ato rengekan-rengekan lain yang sampe saat ini masih belum hilang. Masih saja menghiasi perjalananku.
Ada juga satu waktu saat aku harus kebingungan bagaimana
menghadapi sesuatu. Lalu setelah mengambil tindakan rasa sesal turut serta
dibelakangnya. Terlambat. Duuh kenapa juga sih harus kayak gitu? …. Mungkin belum
dewasa…
Aahh iya.. Aku belum dewasa. Kadang takut untuk menjadi
dewasa. Apa pula makna dewasa? Makhluk apa itu? Tapi coba tengok kehidupanku di
sisi lain.. ada hal yang kadang tak aku mengerti.. bahkan lebih sering yang tak
aku sadari..
Terhanyut dalam diskusi-diskusi segar mengenai kehidupan,
berbagai opini, idealism, doktrin, atau sekedar gossip gossip tak penting
campur aduk dalam satu suguhan besar bernama: KOMUNIKASI. Iya komunikasi. Jika
aku turut mengeluarkan opiniku, idealism-ku atau ke-aku-anku lainnya, maka dalam
komunikasi itu kadang seperti ada yang menyenggolku untuk sekedar mengatakan “Heeyy,
dewasa donk!”. *siiigh* kalo malem2 gini
baru ngeuh bahwa semua itu proses menuju kedewasaan. Keyword nya bahwa Allah memberikan
apa yang kita butuhkan. Camkan itu vey!
Cianjur, 12 Juni 2012 – 23:01
(belajar sebijak mungkin untuk menyikapi sesuatu, karena aku
adalah orang yang berarti untuk orang-orang disekitarku yang sayang padaku…
*aiihh… PD euy*)
Langganan:
Postingan (Atom)